Gbis Nusukan Solo

Senin, 21 Mei 2012

AWASI MULUT (warta 16 Sept 2011

Bacaan : Mazmur 141 : 1-10 & 1 Petrus 3 : 8-12
Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku! (Mazmur 141:3)

Dalam Mazmur diatas, Daud menya-dari bahwa jatuh bangunnya seseorang sangat ditentukan oleh perkataannya. Kalau Daud saja menyadari pentingnya perkataan, maka saya percaya setiap kita juga harus menyadari pentingnya perkataan itu.
Mengapa mulut kita harus diawasi ?

1.   Agar kita tidak menyakiti orang lain.
Mulut kita bisa jadi pedang atau tombak yang bukan hanya menghancurkan tetapi bisa membunuh orang lain. Ada banyak istri-istri hatinya luka oleh karena mulut suaminya atau sebaliknya. Saudara boleh saja jadi direktur atau majikan tetapi bukan berarti Saudara bisa seenaknya saja menyakiti orang lain sekalipun orang itu adalah sopir atau pembantu rumah tangga saudara.

2.   Agar kita tidak mematahkan semangat kita.
“Ah! Sudah tidak bisa sembuh”. “Ah!...
                                           
Tidak mungkin”, “Ah! Sudah tidak ada masa depan“, dsb. Mengapa saudara mematahkan semangat saudara sendiri dengan perkataan-perkataan demikian, padahal kita kan masih punya Tuhan? Sebab Alkitab berkata bahwa apa yang tidak pernah kita pikirkan, itu yang disediakan Tuhan bagi kita (Bil 13:25-13).

3.   Agar kita tidak mengucapkan hal-hal yang sia-sia.
Segala sesuatu diperbolehkan tetapi tidak semuanya membangun atau berguna. Alkitab berkata bahwa hal-hal yang sia-sia harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Mari kita ucapkan berkat dari mulut, bibir, lidah kita

4.   Agar kita tetap menjadi berkat.
Artinya lewat kita, mulut kita membawa damai. Mulut kita menyelesai-kan pertengkaran. Kita bukan memanas-manasi orang lain, tetapi kita  membawa 
damai dan memberi ketentraman.
Biarlah doa Daud di atas menjadi doa kita semua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar