Gbis Nusukan Solo

Sabtu, 20 Oktober 2012

Keunikan Keputusan Rut


KEUNIKAN KEPUTUSAN RUT

Bacaan Firman Tuhan
-          Rut 1 : 14 – 18
Ay 16 Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;
Ay 17 di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"
Ketika dihadapkan dengan keadaan yang sama seperti halnya Orpa, Rut untuk mengambil keputusan yang sama sekali berbeda, Rut menikmati kehidupan rohani yang baru dengan banyak berkat. Dari kisah Rut ini, kita akan melihat keunikkan dari sebuah keputusan yang diambil oleh Rut. Keputusan mencerminkan dengan indah hubungan setiap orang percaya dengan Juru selamatnya.

1. Keputusan Rut melibatkan kesetiaannya.

Dikatakan dalam ayat 14, bahwa Rut tetap berpaut kepada Naomi. Kata “berpaut” dalam bahasa aslinya adalah “dabaq” yang artinya melekat atau diikat menjadi satu. Sebuah kata yang sama digunakan didalam Mazmur 63 : 9 “Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku”. Dan Mazmur 119 : 31 “Aku telah berpaut pada peringatan-peringatan-Mu, ya TUHAN, janganlah membuat aku malu”. Serta didalam Amsal 18 : 24 “Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara”. Jadi semua kata –kata ini berbicara tentang kesetiaan Rut yang tidak diragukan lagi. Inilah jenis kesetiaan yang tegas, penuh iman, dan tahan banting tanpa memandang keaadaan. Rut memberikan contoh kesetiaan yang tidak bersyarat.

2. Keputusan Rut melibatkan sebuah persahabatan.
            Rut berkata “ kemana engkau pergi, kesitulah aku pergi.” Ada persahabatan yang Rut junjung tinggi, yaitu komitmennya intuk tinggal bersama Naomi. Ia sedang menunjukkan dirinya sebagai sahabat sejati. Seorang sahabat sejati akan berdampingan dengan orang-orang yang ia kasihi.
Yohanes 15 : 13 mengatakan “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Yesus adalah sahabat sejati kita. Biarlah kita juga menjadi sehabat sejati bagi Dia.
3. Keputusan Rut melibatkan masa depan. 
            Banyak orang kuatir tentang masa depan depannya, tidak heran jika ada orang Kristen yang menukarkan imannya demi rumah, mobil mewah, pangkat atau pekerjaan bahkan jodoh atau pasangan hidup. Rut berkata “Dimana engkau bermalam, disitulah aku bermalam.” Dengan kata lain, tidak jadi soal apakah Naomi tinggal disebuah rumah mewah atau rumah gubuk, ia tetap akan tinggal bersamanya. Banyak orang Kristen menuntut keadaan yang baik terlebih dahulu, baru mau mengikut Tuhan sungguh-sungguh. Namun Rut tanpa syarat apa-apa, ia mau mengikuti Naomi. Ia tidak kuatir dengan masa depannya. Inilah komitmen yang Kristus inginkan dari setiap orang percaya.

4. Keputusan Rut melibatkan keluarga.
            Rut berkata , “ Bangsamulah bangsaku.” Rut telah meninggalkan orang tuanya, sanak saudaranya dan kampung halamannya. Ia sekarang memilih keluarga baru. Inilah pengalaman orang-orang yang datang dengan iman kepada Tuhan. Kita meninggalkan keluarga kegelapan dan masuk dalam keluarga terang. Kita dilahirkan kembali kedalam keluarga Allah, sehingga kita dapat berseru “ ya Abba, ya Bapa.”
  Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 
(Roma 8 : 15)
5. Keputusan Rut melibatkan imannya.
            Rut dibesarkan di Moab dengan kebudayaan menyembah dewa Kamos. Didalam Yeremia 48 : 13 menuliskan ,”Maka Moab akan menjadi malu oleh karena dewa Kamos, sama seperti kaum Israel menjadi malu oleh karena Betel, kepercayaan mereka.” Tetapi kini, ketika menyebut nama Allah, ia memnggunakan kata Elohim “ Allahmulah allahku.” Rut sekarang memiliki Allah baru lebih dari dewa Kamos.

6. Keputusan Rut melibatkan penguburannya.
            Didalam ayat 17, seperti keputusan Rut, keputusan kita mengikut Tuhan adalah keputusan sampai mati. Ini adalah hal terpenting didalam kehidupan kita untuk selalu mengambil keputusan yang tepat yaitu mengiring Tuhan sampai Tuhan memanggil kita. Amin.


Oleh : Pdt Gideon Soeprapto


Tidak ada komentar:

Posting Komentar