Gambar
diri sebagai anak Tuhan yang sehat dan benar adalah ; seperti manusia
pertama Adam dan Hawa , memiliki “
Batin “ yang sehat bisa berhubungan dengan Tuhan pencipta dengan baik
dan lancar dan “ Hati “ yang
sehat penuh kasih , hormat , taat , percaya dan berharap hanya kepada Tuhan
saja , tetapi setelah jatuh dalam
dosa Gambar
dirinya jadi rusak ! Contoh ;
- Takut gagal , mengejar sukses hidup dengan cara apapun , mengasihi diri sendiri , tidak berani melangkah untuk mengambil resiko , ragu-ragu bertindak .
- Takut tertolak , ketagihan hidup menyenangkan hati orang lain agar dirinya dihargai , dipuji , diterima , takut kesepian , takut dikritik , rasa tidak aman , mudah tersinggung .
- Takut dihukum , selalu merasa tertuduh setiap bertindak , mudah terintimidasi , takut berbuat sesuatu , memusuhi lingkungan / komunitasnya , sulit masuk hadirat-Nya .
- Terikat kebiasaan buruk / dosa , rasa malu karena dosa yang tidak mau dilepaskan , minder , mudah putus asa , jaga image agar dihargai orang lain .
Pemulihan gambar diri yang sehat menurut
citra / gambar diri dari “ Pribadi
Kristus “ yang bisa kita lihat
sebagai berikut ;
> Memiliki Pribadi tidak
ketagihan akan kesuksesan hidup !
> Tidak mencari perkenan manusia
tetapi perkenan Bapa !
> Tidak merasa tertuduh tetapi
percaya langkah hidupnya benar !
> Tidak berpura-pura dalam
segala perkataan-Nya ! ( luar dan dalam sama )
Kalau unsur-unsur itu tidak ada
itu menunjukkan gambar diri kita masih rusak belum dipulihkan . Langkah hidup agar kita bisa mengalami “
Pemulihan Gambar diri “
Mazmur
26 : 1 - 2
Melalui kebenaran Firman Tuhan
ini kita bisa belajar dari Daud bagaimana perjalanan kehidupan yang sesuai
dengan panggilan-Nya , sehingga “
Gambar diri sebagai anak Tuhan nampak !”
- Daud berseru ( berdoa ) mohon dipulihkan / transformasi hidupnya sampai Tuhan menyatakan “ Keadilan “ ini mengajar kita langkah mengalami pemulihan gambar diri , kalau ada kerinduan baru berdoa dengan sungguh-sungguh agar Tuhan menyatakan keadilan-Nya / memulihkan hidupnya , mungkin sedang susah , bermasalah , mengalami stagnant tidak ada kemajuan dalam semua area hidupnya .
Tanpa kerinduan Tidak akan ada
campur tangan Tuhan ( keadilan tidak dinyatakan ) karena kita
“ Puas diri / merasa nyaman “ ( comfort zone ) kondisi seperti itu
bisa mendatangkan pencobaan hidup lebih besar sebab Tuhan tidak mau umat yang
dipanggil untuk rencana-Nya yang besar terhenti karena umat-Nya puas diri tidak
mau bergerak lebih jauh lagi , Sarana menuju panggilan yang luar biasa lewat
berseru ( berdoa ) sampai kita mengalami pemulihan gambar diri !
- Daud berani mohon petunjuk dengan alasan ; Hidupnya tulus , percaya dan tidak ragu-ragu akan janji-janji dan rencana-Nya yang luar bisa , karena percaya janji-Nya luar biasa , Daud berseru agar Janji-janji - Nya dinyatakan dalam hidupnya .
Daud mengatasi keadaan dalam
hidupnya dengan benar yaitu tidak marah kepada Tuhan , Bandingkan dengan Asaf
saat mengalami masalah dalam perjalanan hidupnya ia mengatakan “ Sia-sia sama sekali aku mempertahankan
hati yang bersih , dan membasuh tanganku , tanda tak bersalah . Namun sepanjang
hari aku kena tulah , dan kena hukum setiap pagi . “ ( Mazmur 73 : 13-14 ) Asaf baru menyadari perjalanan hidupnya yang
benar bukan dengan kemarahan dan iri hati setelah ia bersekutu lebih dalam
dengan Tuhan . ( ayat 17 )
- Daud berkata “ Ujilah aku , ya Tuhan , dan cobalah aku ; selidikilah batinku dan hatiku .“ Sikap ini menunjukkan bagaimana seseorang bisa mengalami “ Pemulihan gambar diri sebagai anak Tuhan “ yaitu ;
a.
Minta dengan tulus
agar Tuhan mau mengoreksi hidupnya ,dianalisa apakah sudah berkenan (
hidup dijalur-Nya ) atau belum , ini berbicara Daud menyadari hidupnya masih
belum sempurna , tidak mau puas diri / merasa nyaman dengan kondisinya (
Comfort zone )
b.
Menyadari
wilayah batin dan hati merupakan wilayah yang paling penting untuk
diselidiki sebab batin dan hati merupakan tempat seseorang menyembunyikan
gambar dirinya ! ( orang lain bahkan
mungkin dirinya sendiri tidak tahu )
Cara inilah yang menghasilkan
petunjuk dari Tuhan , bagaimana gambar diri bisa dipulihkan yaitu memohon
dengan “ Kerendahan hati agar Tuhan “menyelidiki
“ Batin dan hatinya “
Sebab yang Tuhan lihat bukan hanya
hal-hal yang lahiriah saja tetapi
hatinya , ( Yes 29:13 ) itulah sebabnya Tuhan mengatakan dalam Lukas
18 : 9 – 14 , Pemungut cukai dibenarkan dan mendapat anugrah Allah , sedang
orang Parisi tidak !
- Orang Parisi puas diri merasa cukup dan benar dalam kehidupannya menunjukkan juga bahwa ia sombong merasa sudah lebih dari orang lain .
- Pemungut cukai selalu koreksi akan kekurangan dan kelemahan dalam kehidupannya , menghasilkan seorang yang rendah hati mau dikoreksi .
Melalui kisah orang parisi dan
pemungut cukai , kita melihat seharusnya Gereja ( Hamba Tuhan pemimpin , pelayan dan Jemaat ) bukan menjadi
persekutuan orang Parisi yang buta
mata rohaninya , puas diri merasa dirinya sudah benar , sebaliknya kalau
Gereja diisi dengan orang yang dirinya
seperti Pemungut cukai masih
banyak kekurangan , kelemahan , merasa tidak layak , Gereja menjadi persekutuan
orang yang merendahkan diri
dihadapan Tuhan , Maka Gereja akan mengalami tuntunan , bimbingan dan akhirnya
berkat Tuhan .
Nilai
( Values )
Patokan nilai ( Values ) yang
merupakan gambar diri sebagai anak Tuhan adalah seberapa nyata Karakter Tuhan
Yesus nampak dalam hidupnya salah satu karakter dari Tuhan Yesus apakah sudah
ada dalam hidup kita bisa kita lihat lewat , Filipi
2 : 4 – 11 .
Taat (
Obedience )
Nilai hidup yang bisa kita
pelajari lewat pembacaan tersebut adalah
“ Taat sampai mati “ kepada Allah Bapa bukan hanya sesaat atau
kadang taat kadang tidak , tetapi ketaatan-Nya dimulai dari awal saat
KelahiranNya dikandang binatang yang hina sampai mati diatas kayu salib , Ketaatan-Nya bukanlah sesuatu yang mudah
dan sederhana , tetapi melalui perjuangan dengan cara “
mengosongkan diriNya “ ( Yunani Kenoun artinya melayani habis-habisan )
dari awal sampai akhir pelayanan-Nya Yesus tetap Taat secara konsisten !
Pemahaman ini menolong kita untuk
mengetahui bagaimana seseorang menghambakan diri yaitu dengan taat hidup menurut kehendak Allah ,
tujuan hidupnya adalah menyenangkan hati Allah maka hidupnya akan jadi berkat bagi banyak
orang yang kita layani !
Hamba
( Servant / doulos )
Pertanyaan
selanjutnya adalah Kristus menjadi hamba siapa ? Hamba Allah , melayani kehendak Allah atau
hamba manusia melayani kehendak manusia ?
Jawabannya
adalah Yesus melayani kehendak
Allah sepenuhnya , akibat taat kepada Tuhan barulah taat melakukan perintah-Nya
! Alkitab membuktikan hal ini dalam banyak ayat-ayat menuliskan bahwa
seluruh hidupNya hanya untuk melayani “
kehendak Allah “ lebih dulu ! Yoh
4 : 34 / 8 : 29 . Baru kemudian
bisa dilihat dengan taat mengikuti kehendak Allah Bapa untuk menyelamatkan
( melayani ) manusia .
Dalam hal ini kita harus tahu Tuhan Yesus tidak terjebak melayani semua kemauan , keinginan dan idealisme
manusia sehingga bisa mengatur kehendak dalam hidupNya ., yaitu menyenangkan
hati Bapa lebih dari manusia ! ( Markus 1 : 35-38 )
Ketaatan
didalam batin dan hati menghasilkan seorang yang suka melayani
1
Yohanes 3 : 16
Kebenaran ini menjelaskan kepada
kita bagaimana seharusnya menjalani hidup ini apakah cukup asal kita mendapat
keselamataan dan puas diri tanpa memikirkan orang lain yang belum diselamatkan ,
yaitu dengan rela menyerahkan nyawa
bagi saudara-saudara yang lain , dalam bentuk melayani dan membawa
mereka untuk mengenal Tuhan dengan sehat dan benar .
1
Yohanes 4 : 20
Firman Tuhan ini menjelaskan apabila
kita mengatakan bahwa “ aku mengasihi Allah “ , tetapi disisi lain tidak peduli kepada sesame manusia yang kelihatan , Alkitab mengatakan ia adalah
pendusta , karena barang siapa tidak
mengasihi saudaranya yang kelihatan ,
tidak mungkin bisa mengasihi Allah
yang tidak kelihatan !
1
Korintus 9 : 19 .
Kita bisa belajar dari Rasul Paulus yang mengatakan “ Sesungguhnya aku bebas terhadap semua
orang , aku menjadikan diriku hamba dari semua orang , supaya aku boleh
memenangkan sebanyak mungkin orang . “ karena
Rasul Paulus hidup dalam ketaatan kepada Tuhan maka hasilnya adalah pandangan
hidupnya jadi berubah , hidup tidak
untuk diri sendiri tetapi jadi berkat bagi banyak orang yang belum diselamatkan
.
Tetapi
kita perlu mewaspadai hal-hal berikut
ini supaya jangan salah tafsir dalam melayani Allah dengan sepenuh hati dan
melayani sesama Yaitu :
- Melayani Allah bisa disalah tafsirkan dengan hidup mengisolir diri / bertapa dan waktu hidupnya hanya membaca Alkitab , berdoa , berpuasa , dan menyembah Tuhan , dengan maksud menyenangkan hati Allah , dan berpikir yang penting antara aku dan Tuhan saja , tetapi disisi lain mengabaikan tugas melayani sesama , jelas paham ini salah hanya tahu sebagian tetapi tidak tahu kehendak Allah sepenuhnya .
- Melayani sesama bisa juga disalah tafsirkan dengan memuaskan kehendak manusia , untuk menyenangkan hati manusia , sehingga kehendak dan selera orang - orang dijadikan tujuan , dan mendahulukan kepentingan orang-orang melebihi kepentingan diri sendiri , kepentingan keluarga akibatnya pelayanan bukan hasil ketaatan terhadap kehendak Allah , melainkan diperalat , dieksploitasi , diperbudak , dipermainkan , dan didikte orang lain , pelayanan yang benar seimbang , bijaksana dan sesuai kehendak Allah !
Oleh sebab itu pengertian melayani Allah dan sesama harus seturut kehendak Allah ! untuk Tahu
kehendak Allah maka kita harus terus meningkatkan hubungan dengan Tuhan . Sebab
ada akibat dari ketidak taatan secara total , banyak orang tidak selamat dan
mati dalam dosanya karena kita sebagai sebagai anak-Nya tidak pernah memberitakan
injil kepada mereka !
Pelayanan
pasti membutuhkan pengorbanan waktu , tenaga , pikiran perhatian, uang, juga
korban perasaan . Berbicara akan hal ini ada contoh dalam Lukas 10 : 25 – 37 :
- Melalui perumpamaan tentang orang Samaria yang menolong sesama berdasarkan “ hukum yang kedua yaitu kasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri “ secara spontan ia menolong menanggung resiko membayar biaya hotel dan perawatan dari orang yang terluka karena perampokan itu , tanpa banyak pertimbangan , seandainya orang Samaria itu hanya mau menanggung biaya sebagian saja , tanpa mau membawa orang sakit itu sampai dihotel dan membayar biaya sampai sembuh , maka sia-sia saja pertolongannya itu bukan !
Lewat perumpamaan ini kita lihat
apakah kita sudah praktek “ Kasih kepada
sesama “ ( yang kuat mendukung yang lemah ) dengan ikut segala progam Gereja seperti memberi persembahan minggu pertama
renovasi , perawatan gedung , minggu ketiga untuk kegiatan sosial dan Natal .
- Kebutuhan sesama kita dijawab melalui apa yang kita berikan kepada Allah dengan rela hati , Yesus melakukan mujizat merubah air menjadi anggur karena para pelayan mau menyediakan air bagi-Nya , tanpa protes ( Yohanes 2 : 5,7 ) mujizat memberi makan 5000 dan sisa 12 keranjang tidak akan terjadi kalau tidak ada anak yang merelakan 5 ketul roti dan 2 ekor ikan miliknya . ( Mat 14 : 17 - 21 )
Jadi
kebutuhan sesama bisa dijawab melalui apa yang kita berikan kepada Tuhan lewat
persembahan waktu , tenaga , pikiran dan uang kita dengan rela hati bukan
terpaksa .
Dalam hal ini jangan terjebak , memberikan
pertolongan kepada sesama bukan berarti
tidak ada waktu membangun hubungan dengan Tuhan dan lupa pada kehendak Tuhan
, yang akhirnya akan menghancurkan perlayanan itu sendiri !
Mengapa ? karena kita melayani
seperti robot / monoton tanpa kreatifitas , contohlah
Tuhan Yesus selalu menyingkir mencari tempat untuk membangun hubungan
dengan Bapa , sehingga bisa tahu batasan dalam pelayananNya , batasan dalam
menolong manusia , tidak melebihi tujuan
utama Allah Bapa kepadaNya !
Jalan
menuju ketaatan adalah hidup melekat kepada Yesus , sehingga
menghasilkan buah-buah dalam kehidupan kita , sebab diluar persekutuan yang
intim dengan Tuhan tidak mungkin bisa menghasilkan buah kehidupan apapun termasuk
ketaataan dan suka melayani ! ( Yoh 15
: 4 , 5 )
Inilah
nilai ( Value ) karakter yang Tuhan inginkan muncul dalam hidup kita ,
dengan hidup dalam Ketaatan total
kepada kehendak Allah Bapa , yang berbuahkan kita melayani sesama agar mereka
tidak binasa tanpa keselamatan ! . Amin .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar