KEUNIKAN KEPUTUSAN RUT
Bacaan Firman Tuhan
-
Rut 1 : 14 – 18
Ay 16 Tetapi kata Rut:
"Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti
engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana
engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan
Allahmulah Allahku;
Ay 17 di mana engkau mati, aku
pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN
menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun
memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"
Ketika dihadapkan dengan
keadaan yang sama seperti halnya Orpa, Rut untuk mengambil keputusan yang sama
sekali berbeda, Rut menikmati kehidupan rohani yang baru dengan banyak berkat. Dari
kisah Rut ini, kita akan melihat keunikkan dari sebuah keputusan yang diambil
oleh Rut. Keputusan mencerminkan dengan indah hubungan setiap orang percaya dengan
Juru selamatnya.
1. Keputusan Rut melibatkan kesetiaannya.
Dikatakan
dalam ayat 14, bahwa Rut tetap berpaut kepada Naomi. Kata “berpaut” dalam bahasa aslinya adalah “dabaq” yang artinya melekat
atau diikat menjadi satu. Sebuah kata yang sama digunakan didalam Mazmur 63
: 9 “Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku”. Dan Mazmur 119 :
31 “Aku telah berpaut pada peringatan-peringatan-Mu, ya TUHAN, janganlah
membuat aku malu”. Serta didalam Amsal 18 : 24 “Ada teman yang mendatangkan
kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara”.
Jadi semua kata –kata ini berbicara tentang kesetiaan Rut yang tidak diragukan
lagi. Inilah jenis kesetiaan yang tegas, penuh iman, dan tahan banting tanpa memandang
keaadaan. Rut memberikan contoh kesetiaan yang tidak bersyarat.
2. Keputusan
Rut melibatkan sebuah persahabatan.
Rut berkata “ kemana engkau pergi,
kesitulah aku pergi.” Ada persahabatan yang Rut junjung tinggi, yaitu
komitmennya intuk tinggal bersama Naomi. Ia sedang menunjukkan dirinya sebagai
sahabat sejati. Seorang sahabat sejati akan berdampingan dengan orang-orang
yang ia kasihi.
Yohanes 15 :
13 mengatakan “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang
memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Yesus adalah sahabat sejati
kita. Biarlah kita juga menjadi sehabat sejati bagi Dia.
3. Keputusan
Rut melibatkan masa depan.
Banyak orang kuatir tentang masa
depan depannya, tidak heran jika ada orang Kristen yang menukarkan imannya demi
rumah, mobil mewah, pangkat atau pekerjaan bahkan jodoh atau pasangan hidup. Rut
berkata “Dimana engkau bermalam, disitulah aku bermalam.” Dengan kata lain,
tidak jadi soal apakah Naomi tinggal disebuah rumah mewah atau rumah gubuk, ia
tetap akan tinggal bersamanya. Banyak orang Kristen menuntut keadaan yang baik
terlebih dahulu, baru mau mengikut Tuhan sungguh-sungguh. Namun Rut tanpa
syarat apa-apa, ia mau mengikuti Naomi. Ia tidak kuatir dengan masa depannya. Inilah
komitmen yang Kristus inginkan dari setiap orang percaya.
4. Keputusan
Rut melibatkan keluarga.
Rut berkata , “ Bangsamulah
bangsaku.” Rut telah meninggalkan orang tuanya, sanak saudaranya dan kampung
halamannya. Ia sekarang memilih keluarga baru. Inilah pengalaman orang-orang
yang datang dengan iman kepada Tuhan. Kita meninggalkan keluarga kegelapan dan
masuk dalam keluarga terang. Kita dilahirkan kembali kedalam keluarga Allah,
sehingga kita dapat berseru “ ya Abba, ya Bapa.”
Sebab
kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi
kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita
berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
(Roma 8 : 15)
5. Keputusan
Rut melibatkan imannya.
Rut dibesarkan di Moab dengan
kebudayaan menyembah dewa Kamos. Didalam Yeremia 48 : 13 menuliskan ,”Maka Moab
akan menjadi malu oleh karena dewa Kamos, sama seperti kaum Israel menjadi malu
oleh karena Betel, kepercayaan mereka.” Tetapi kini, ketika menyebut nama
Allah, ia memnggunakan kata Elohim “ Allahmulah allahku.” Rut sekarang memiliki
Allah baru lebih dari dewa Kamos.
6. Keputusan
Rut melibatkan penguburannya.
Didalam ayat 17, seperti keputusan
Rut, keputusan kita mengikut Tuhan adalah keputusan sampai mati. Ini adalah hal
terpenting didalam kehidupan kita untuk selalu mengambil keputusan yang tepat
yaitu mengiring Tuhan sampai Tuhan memanggil kita. Amin.
Oleh : Pdt Gideon Soeprapto