PROVIDENTIA DEI
Syalom, saya
Hesa, hendak berbagi kesaksian tentang pengalaman indah yang Tuhan kerjakan di
dalam kehidupan saya. Sembari menuliskan kesaksian ini, saya terus berdoa agar
kesaksian ini menjadi berkat bagi setiap pembaca dan mendorong kita semua
semakin mencintai Tuhan dalam segala hal.
Seluruh hidup kita adalah anugerah Tuhan. Ia tidak ingin kita menggunakan hidup kita secara sembarangan menurut hikmat dan kepandaian kita sendiri. Ia rindu supaya kita, anak-anak yang dikasihiNya, mempersembahkan hidup kita seutuhnya, seutuh-utuhnya, sepenuh-penuhnya untuk kemuliaan Tuhan. Dalam segala hal, Tuhan memelihara kehidupan anak-anakNya, dalam bahasa Latin, hal itu disebut Providentia Dei (penyediaan/pemeliharaan Allah). PemeliharaanNya begitu nyata bagi saya. Kekuatan, hikmat, kesehatan, berkat-berkat dilimpahkanNya dalam kehidupan saya, salah satunya terjadi beberapa hari yang lalu.
Hari Kamis, 10 Januari 2013, saya masih berada di Yogyakarta. Pagi-pagi benar, saya berangkat naik sepeda motor untuk menuju ke Semarang, menjumpai kekasih yang bekerja di kota itu. Perjalanan dari Yogyakarta menuju Semarang saya lalui dengan aman dan lancar. Kemudian, sesampai di sana kami mengunjungi beberapa tempat sampai sore hari tiba. Sekitar jam 16.00, saya meninggalkan Semarang menuju Yogyakarta. Di tengah jalan, mendung mulai menggelayut, tanda akan turun hujan. Seketika saya merasakan sepeda motor saya ada masalah. Saya menepi untuk memeriksa keadaan motor saya. Ternyata ban depan benjol-benjol dengan tonjolan sebanyak 5 buah. Bisa saja itu karena kawat ban yang mencuat, atau karena ban dalam yang tidak cukup fleksibel lagi menampung tekanan angin di dalam ban. Saya terkejut dan mulai khawatir dengan perjalanan pulang "Bisakah sampai di Jogja dengan keadaan ban seperti ini?" Lalu saya melihat dompet, ternyata uang yang saya bawa tinggal sepuluh ribu rupiah. Wah, tentu tidak akan cukup untuk membeli ban luar yang baru, bahkan sekalipun hendak membeli ban yang second, kelihatannya uangnya tak akan cukup. Saya semakin khawatir, tetapi saya tidak memberitahu siapa pun, kecuali Tuhan. Saya berdoa, memohon pertolongan Tuhan dengan sangat. Doa saya singkat, tapi penuh penyerahan. Tuhan yang telah menuntun perjalanan saya kemana-mana selama ini, Tuhan juga yang akan menolong, melindungi dan memelihara saya saat ini. Itu kurang lebih inti doa saya, dan saya juga berjanji bahwa ketika Tuhan mengabulkan doa saya, saya akan bersaksi tentang kebaikan Tuhan ini kepada banyak orang. Dengan tetap berdoa, saya melanjutkan perjalanan, dan hujan deras pun turun. Ajaibnya, setelah saya melanjutkan perjalanan, saya tidak merasakan nggronjal-nggronjal lagi pada ban depan motor saya. Luar biasa! Sepanjang perjalanan saya bernyanyi memuji Tuhan supaya dituntun sampai tujuan dengan selamat. Pukul 19.30, saya tiba di kota Yogyakarta dengan aman, selamat, dan sehat (kecuali sedikit lelah dan bau kecut karena belum mandi..hehehe..). Benar-benar saya bersyukur kepada Tuhan, saya cek motor lagi, tidak ada benjol-benjol, semuanya kembali mulus seperti sedia kala. Perjalanan pergi pulang Jogja-Semarang dengan jarak tempuh sekitar 240 kilometer pada hari itu menjadi salah satu bukti nyata dan tak terbantahkan bahwa Tuhan memelihara saya dan memelihara Anda juga.
Saudara-saudaraku yang terkasih, pemazmur pernah mengungkapkan kepercayaannya kepada Tuhan dalam Mazmur 121,
" 121:2 Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
121:5 Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.
121:6 Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.
121:7 TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.
121:8 TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya."
Nyanyian sang pemazmur tentang penjagaan dan pemeliharaan TUHAN telah digenapi di dalam kehidupan saya. Ia menjadi penolong, pelindung, penjaga kapan pun dan di mana pun kita membutuhkanNya. Kini, saya semakin mengasihi Tuhan dan rindu untuk dipakai Tuhan menyatakan kasih & kuasaNya bagi semua orang. Oleh karena itu, saya mengajak para pembaca semua di mana pun berada, marilah kita memperdalam kasih dan rasa syukur kita kepada Tuhan. Segala kasih, berkat dan keselamatan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita janganlah kita sebagai anugerah murahan (cheap grace), melainkan sungguh-sungguh kita tanggapi dengan penuh ketaatan dan kesadaran bahwa kita tak akan dapat menjalani kehidupan ini tanpa Tuhan.
Saat saya menuliskan kesaksian ini, saya terus diliputi rasa haru, syukur dan bahagia bahwa Tuhan yang memberkati saya dengan luar bisa juga akan memberkati Anda juga. Ya, Tuhan juga akan mengerjakan karya-karyaNya yang indah dalam kehidupan Anda, asalkan Anda terus menjadikan Tuhan sebagai yang utama dan menjadikanNya pusat kehidupan Anda. Saya berdoa supaya setiap Anda yang membaca kesaksian ini akan juga mengalami mujizat dan keajaiban Tuhan di dalam kehidupan Anda.
Saya tidak mendorong Anda untuk semakin fanatik beragama, tetapi saya mendorong Anda untuk mencintai Tuhan Yesus lebih dari segalanya dan melakukan InjilNya sepanjang hidup kita. Persembahkan seluruh hidup Anda bagi kemuliaan Allah yang lebih besar.
Ad Majorem Dei Gloriam. To the Greater Glory of God. Bagi keagungan Allah yang lebih besar!
Amin.
Seluruh hidup kita adalah anugerah Tuhan. Ia tidak ingin kita menggunakan hidup kita secara sembarangan menurut hikmat dan kepandaian kita sendiri. Ia rindu supaya kita, anak-anak yang dikasihiNya, mempersembahkan hidup kita seutuhnya, seutuh-utuhnya, sepenuh-penuhnya untuk kemuliaan Tuhan. Dalam segala hal, Tuhan memelihara kehidupan anak-anakNya, dalam bahasa Latin, hal itu disebut Providentia Dei (penyediaan/pemeliharaan Allah). PemeliharaanNya begitu nyata bagi saya. Kekuatan, hikmat, kesehatan, berkat-berkat dilimpahkanNya dalam kehidupan saya, salah satunya terjadi beberapa hari yang lalu.
Hari Kamis, 10 Januari 2013, saya masih berada di Yogyakarta. Pagi-pagi benar, saya berangkat naik sepeda motor untuk menuju ke Semarang, menjumpai kekasih yang bekerja di kota itu. Perjalanan dari Yogyakarta menuju Semarang saya lalui dengan aman dan lancar. Kemudian, sesampai di sana kami mengunjungi beberapa tempat sampai sore hari tiba. Sekitar jam 16.00, saya meninggalkan Semarang menuju Yogyakarta. Di tengah jalan, mendung mulai menggelayut, tanda akan turun hujan. Seketika saya merasakan sepeda motor saya ada masalah. Saya menepi untuk memeriksa keadaan motor saya. Ternyata ban depan benjol-benjol dengan tonjolan sebanyak 5 buah. Bisa saja itu karena kawat ban yang mencuat, atau karena ban dalam yang tidak cukup fleksibel lagi menampung tekanan angin di dalam ban. Saya terkejut dan mulai khawatir dengan perjalanan pulang "Bisakah sampai di Jogja dengan keadaan ban seperti ini?" Lalu saya melihat dompet, ternyata uang yang saya bawa tinggal sepuluh ribu rupiah. Wah, tentu tidak akan cukup untuk membeli ban luar yang baru, bahkan sekalipun hendak membeli ban yang second, kelihatannya uangnya tak akan cukup. Saya semakin khawatir, tetapi saya tidak memberitahu siapa pun, kecuali Tuhan. Saya berdoa, memohon pertolongan Tuhan dengan sangat. Doa saya singkat, tapi penuh penyerahan. Tuhan yang telah menuntun perjalanan saya kemana-mana selama ini, Tuhan juga yang akan menolong, melindungi dan memelihara saya saat ini. Itu kurang lebih inti doa saya, dan saya juga berjanji bahwa ketika Tuhan mengabulkan doa saya, saya akan bersaksi tentang kebaikan Tuhan ini kepada banyak orang. Dengan tetap berdoa, saya melanjutkan perjalanan, dan hujan deras pun turun. Ajaibnya, setelah saya melanjutkan perjalanan, saya tidak merasakan nggronjal-nggronjal lagi pada ban depan motor saya. Luar biasa! Sepanjang perjalanan saya bernyanyi memuji Tuhan supaya dituntun sampai tujuan dengan selamat. Pukul 19.30, saya tiba di kota Yogyakarta dengan aman, selamat, dan sehat (kecuali sedikit lelah dan bau kecut karena belum mandi..hehehe..). Benar-benar saya bersyukur kepada Tuhan, saya cek motor lagi, tidak ada benjol-benjol, semuanya kembali mulus seperti sedia kala. Perjalanan pergi pulang Jogja-Semarang dengan jarak tempuh sekitar 240 kilometer pada hari itu menjadi salah satu bukti nyata dan tak terbantahkan bahwa Tuhan memelihara saya dan memelihara Anda juga.
Saudara-saudaraku yang terkasih, pemazmur pernah mengungkapkan kepercayaannya kepada Tuhan dalam Mazmur 121,
" 121:2 Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
121:5 Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.
121:6 Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.
121:7 TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.
121:8 TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya."
Nyanyian sang pemazmur tentang penjagaan dan pemeliharaan TUHAN telah digenapi di dalam kehidupan saya. Ia menjadi penolong, pelindung, penjaga kapan pun dan di mana pun kita membutuhkanNya. Kini, saya semakin mengasihi Tuhan dan rindu untuk dipakai Tuhan menyatakan kasih & kuasaNya bagi semua orang. Oleh karena itu, saya mengajak para pembaca semua di mana pun berada, marilah kita memperdalam kasih dan rasa syukur kita kepada Tuhan. Segala kasih, berkat dan keselamatan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita janganlah kita sebagai anugerah murahan (cheap grace), melainkan sungguh-sungguh kita tanggapi dengan penuh ketaatan dan kesadaran bahwa kita tak akan dapat menjalani kehidupan ini tanpa Tuhan.
Saat saya menuliskan kesaksian ini, saya terus diliputi rasa haru, syukur dan bahagia bahwa Tuhan yang memberkati saya dengan luar bisa juga akan memberkati Anda juga. Ya, Tuhan juga akan mengerjakan karya-karyaNya yang indah dalam kehidupan Anda, asalkan Anda terus menjadikan Tuhan sebagai yang utama dan menjadikanNya pusat kehidupan Anda. Saya berdoa supaya setiap Anda yang membaca kesaksian ini akan juga mengalami mujizat dan keajaiban Tuhan di dalam kehidupan Anda.
Saya tidak mendorong Anda untuk semakin fanatik beragama, tetapi saya mendorong Anda untuk mencintai Tuhan Yesus lebih dari segalanya dan melakukan InjilNya sepanjang hidup kita. Persembahkan seluruh hidup Anda bagi kemuliaan Allah yang lebih besar.
Ad Majorem Dei Gloriam. To the Greater Glory of God. Bagi keagungan Allah yang lebih besar!
Amin.
Testemoni yang luarbiasa. Kuasa Tuhan bukan hanya menyembuhkan benjolan sakit pada tubuh tapi sepeda motor juga. tetapi yang pasti pengalaman hidup dengan Tuhan oleh Mas Hesa menjadikan berkat bagi semua orang. Semoga sukses skripsinya mas. yang disemarang juga dilindungi Tuhan.JLU
BalasHapusPerjuangannya luar biasa pak hesa.jogja smrang jogja lgi.mas hesa khan memiliki semangat yang luar biasa.Puji TUhan dr kesaksiannya ini menjadikan saya lbih smangat lgi dlm berjuang dan melayani Tuhan.
BalasHapusTuhan memberkati
dasyat segala karya Tuhan.....
BalasHapusmari senantiasa bersyukur...Makasih bos, sangat memberkati